Senin, 26 Oktober 2015

Pengobatan TBC

Tuberkulosis (TBC)

Penggobatan Tuberkulosis (TBC), Terapi Tuberkulosis (TBC), Obat Tuberkulosis (TBC)



Kategori penyakit Tuberkulosis
  • kategori 1 : pasien baru TB paru BTA positif, pasien TN paru BTA negatif foto torak positif, dan pasien TB ekstra paru
  • kategori 2 : pasien kambuh, pasien gagal, dan pasien dengan pengobatan terputus

Pengobatan Tuberkulosis
  • Kategori 1 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan (fase intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan (fase lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3 kali dalam seminggu (2HRZE/4H3R3)
  • Kategori 2 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin selama 2 bulan setiap hari dan selanjutnya INH, rifampisin, etambuto selama 5 bulan seminggu 3 kali (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)


    Tuberkulosis dan Terapinya

    Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten maupun progresif. Secara umum 2 miliar orang terkena TB, dan sekitar 2-3 juta orang mininggal tiap tahunnya dan indonesia merupakan negara ke-3 dengan jumlah TB terbanyak didunia, setelah india dan cina.
    Umumnya M.tuberculosis menyebar dari orang ke orang melalui batuk dan bersin, semakin dekat kontak fisik dengan orang yang terkena TB maka semakin tinggi resiko untuk tertular. HIV Aids merupakan faktor resiko yang memperparah TB.

    a. Gejala tuberkulosis
    • Penurunan berat badan, lemas batuk berkepanjangan, demam
    • berkeringat pada malam hari
    • hemofisis frank
    b. Pemeriksaan fisik
    Suara khas perkusi dada, bunyi dada, dan peningkatan suara yang bergetar lebih sering diamati pada auskulasi

    c. Pemeriksaan laboratorium
    Peningkatan pada perhitungan sel darah merah dengan dominasi limfosit

    d. Radiografi dada
    Infiltrasi nodus pada daerah apikal di lobus bagian atas dan superior dari lobus bagian bawah
    - kavitasi menunjukkan kadar udara-air sebagai tanda perkembangan infeksi

    e. Kategori penyakit Tuberkulosis
    • kategori 1 : pasien baru TB paru BTA positif, pasien TN paru BTA negatif foto torak positif, dan pasien TB ekstra paru
    • kategori 2 : pasien kambuh, pasien gagal, dan pasien dengan pengobatan terputus
    f. Terapi tuberkulosis
    • Kategori 1 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan (fase intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan (fase lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3 kali dalam seminggu (2HRZE/4H3R3)
    • Kategori 2 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin selama 2 bulan setiap hari dan selanjutnya INH, rifampisin, etambuto selama 5 bulan seminggu 3 kali (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)

      KLASIFIKASI TUBERKULOSIS (TB)

      Untuk info lengkap penyakit klik  :
      TUBERKULOSIS (TB)

      Well, Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita tuberkulosis memerlukan suatu definisi kasus yang memberikan batasan baku setiap klasifikasi dan tipe penderita. Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan OAT yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai.
      Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan definisi-kasus, yaitu:Organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru; Hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung: BTA positif atau BTA negatif; Riwayat pengobatan sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati;  Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat.
      A.      Berdasarkan tempat/organ yang diserang oleh kuman, maka tuberkulosis dibedakan menjadi Tuberkulosis Paru, Tuberkulosis Ekstra Paru.
      1.      Tuberkulosis paru
      adalah tuberkulosis yang  menyerang jaringan parenchym paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam:
      ·         Tuberkulosis Paru BTA Positif.
      Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.  1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
      ·         Tuberkulosis Paru BTA Negatif
      Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. TB Paru BTA Negatif Rontgen Positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses "far advanced" atau millier), dan/atau keadaan umum penderita buruk.
      2.     Tuberkulosis Ekstra Paru
      adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat
      keparahan penyakitnya, yaitu:
      1)   TB Ekstra Paru Ringan
      Misalnya: TB kelenjar limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
      2)   TB Ekstra-Paru Berat
      Misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.

      B.   Sedangkan berdasarkan riwayat pengobatan penderita, dapat digolongkan atas tipe; kasus baru, kambuh, pindahan, lalai, gagal dan kronis.
      1.      Kasus Baru
      adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian). 
      2.     Kambuh (Relaps)
      adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
      3.     Pindahan (Transfer In)
      adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah (Form TB. 09).
      4.     Lalai (Pengobatan setelah default/drop-out)
      adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
      5.     Gagal 
      adalah penderita  BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan  sebelum akhir pengobatan) atau lebih; atau penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.
      6.     Kronis
      adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.

      Sumber: Depkes RI (2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar